DOSEN UNPATTI TEMUKAN JAGUNG UNGU UNTUK OBAT KANKER PENCERNAAN

SHNet, Jakarta – Pernah lihat jagung ungu? Ya…jagung yang berwarna ungu tersebut masih jarang ditemui di Indonesia. Kalaupun ada, jagung ungu umumnya dijual di supermarket besar. Tapi sayangnya, jagung ungu yang ada di supermarket bukan jagung ungu asal Indonesia. Jagung ungu di supermarket adalah jagung ungu hasil impor dari negeri China.
Padahal, tidak seperti jagung biasa yang berwarna kuning, jagung ungu ini memiliki banyak manfaat dan bisa digunakan untuk menyejahterakan rakyat. Dari hasil penelitian yang dilakukan dosen Universitas Pattimura (Unpatti), jagung ungu bisa bermanfaat untuk bahan baku olahan dan obat anti kanker pencernaan (usus besar) dan kulit.
Dosen Unpatti yang meneliti jagung ungu tersebut adalah Esther Kembauw, Sri Wahyuni, Lia Yuliati, Marleny Leasa, Aphrodite M Sahusilawane dan Marcy Lolita Pattiapon.

Mereka meneliti jagung ungu yang tumbuh di Pulau Kisar, Kabupetan Maluku Barat Daya (MBD). Atas penelitian ini, mereka mendapatkan penghargaan dari Bisnis Inovasi Center (BIC) sebagai 109 inovator terbaik tahun 2017.
Menurut penelitian tersebut, warna ungu pada jagung memiliki kandungan zat antosianin yang membantu mencegah dan mengobati kanker pencernaan (usus besar). Sedangkan zat moisture merupakan zat alami penjaga kelembaban kulit dan pencegahan terhadap kanker kulit.
Manfaat jagung ungu sebagai obat kanker usus besar dan kulit tersebut dapat dibuat dalam sirup dan tablet. Masyarakat setempat sudah memproduksi dalam skala industri rumahan. Oleh karena itu, diperlukan tempat-tempat penyimpanan yang memadai agar resiko kerusakan obat dapat ditekan dan kualitas obat tetap terjaga. “Obat dari jagung ungu merupakan barang konsumsi yang dapat digolongkan sebagai produk yang tahan lama,” kata Ester kepada SHNet.
Jagung ungu cukup istimewa jika dibandingkan jagung biasa karena jagung biasa tidak memiliki zat antosianin. Sementara pada jagung ungu, zat antosianin cukup tinggi. Zat ini selain berfungsi sebagai zat yang memberikan warna ungu pada jagung, juga merupakan zat pengikat radikal bebas yang mampu melindungi DNA dari kerusakan akibat radikal bebas.
Dengan efek anti inflamasi yang cukup kuat mengakibatkan penekanan terhadap mediator mediator sel radang yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu antosianin memiliki efek vasokonstriksi pada pembuluh darah yang mampu memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sangat baik bagi kesehatan.
Kemampuan sebagai anti oksidan, anti inflamasi, dan vasokonstriksi serta dengan serat yang tinggi dapat membantu dalam pencegahan kanker usus besar, maupun membantu dalam proses penyembuhan. Beberapa penelitian bahkan sudah menggunakan antosianin untuk terapi anti kejang maupun obesitas.
Sedangkan zat moisture merupakan zat alami penjaga kelembaban kulit dan pencegahan terhadap kanker kulit, dimana dengan menjaga kelembaban kulit, maka pertahanan kulit terhadap paparan sinar matahari meningkat sehingga mampu menjaga kulit dari kejadian kanker kulit.
Kesinambungan produksi obat dari jagung ungu sangat tergantung oleh ketersediaan produk bahan bakunya (raw material), khususnya jagung ungu. Untuk itu bagi produsen perlu menerapkan perencanaan proses produksi secara baik, khususnya dalam rangka menjaga kesinambungan proses produksi. (TH)

http://risetinovasi.sinarharapan.net/2017/10/28/dosen-unpatti-temukan-jagung-ungu-untuk-obat-kanker-pencernaan/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *